Info Islami - Inilah naskah full Khotbah Idul Fitri yang menjadi #viral
yang dilaksanakan di Lapangan Pemda Alun-alun Wonosari Gunungkidul
Judul: Persatuan dan kesatuan Indonesia
Oleh: Ustadz Dr. H. Muhammad Ichsan Lc, MA ( Dosen UMY)
====================================
Ma’ashiral muslimin dan muslimat hafizakumullah. Pagi hari
ini, kita umat Islam bergembira menyambut hari raya Idul Fitri. Pagi hari ini,
kita bersyukur kepada Allah ta’ala karena berkat taufik dan hidayahnya kita
dapat menyempurnakan ibadah puasa dan serangkaian ibadah-ibadah lainnya di
bulan Ramadan yang baru saja meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Pagi ini
kita memuji Allah, memuliakan Allah, mengagungkan Allah, antara lain dengan
salat hari raya Idul Fitri dan meluangkan takbir: Allah Akbar, Allah Akbar.
Alangkah indahnya hari ini. Alangkah mulianya hari ini.
Alangkah gembiranya kita pada hari ini, karena sebulan penuh kita telah dibina
dan dididik dalam madrasah Ramadan. Diharapkan, pendidikan dan pengajaran yang
kita peroleh pada bulan Ramadan tersebut dapat kita jadikan sebagai bekal untuk
menjadi umat yang besar lagi bermartabat.
Para hadiri dan hadirat rahimakumullah.
Marilah kita bersyukur kepada Allah. Sadar atau tidak sadar,
bangsa Indonesia yang kita cintai ini dikaruniai Allah dengan berbagai macam
anugerah. Mulai dari pulau yang banyak jumlahnya, tanah yang subur, iklim yang
tidak ekstrim, hingga suku bangsa, bahasa, budaya, dan agama yang berbeda-beda.
Dengan kurnia Allah ta’ala semua itu dapat disatukan olehfounding fathers atau
pendiri bangsa kita, sehingga menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia,
menjadi satu negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Nenek moyang kita, para pendiri dan pahlawan bangsa, telah
berkorban dengan keringat mereka, darah mereka, harta mereka dan bahkan dengan
jiwa raga mereka untuk mempersatukan bangsa ini dan memerdekakannya dari para
penjajah yang telah merampas kemerdekaan kita berabad-abad lamanya.
Sesudah merdeka, kita bangsa Indonesia, menikmati hasil
perjuangan, pengorbanan dan keringat serta darah para pahlawan tersebut. Kita
menghirup udara bebas dan berusaha membangun kembali bangsa itu dari kebodohan,
kemiskinan, dan keterpurukan dalam berbagai bidang. Presiden demi presiden
silih berganti memimpin negeri ini. Pemerintah demi pemerintah bertukar, kita
tetap hidup aman, damai, tenteram, dan sentosa sebagai sebuah bangsa yang
besar. Namun sayangnya, banyak orang merasakan, selama ini kita belum pernah
khawatir terhadap persatuan bangsa ini sebagaimana (terjadi) dalam rezim ini.
Selama ini kita belum pernah cemas terhadap kesatuan negara ini seperti dalam
pemerintahan ini. Hal ini karena nikmat persatuan dan kesatuan bangsa ini
beberapa waktu yang lalu hampir terkoyak dengan kasus penistaan agama yang
dilakukan oleh Gubernur Jakarta sewaktu itu. Keadaan tersebut diperparah dengan
adanya pesta demokrasi yaitu Pilkada Jakarta.
Masyarakat terpecah menjadi dua, pendukung Ahok atau
Ahokers, dan masyarakat yang menghendaki supaya Ahok dihukum seberat-beratnya
karena menistakan agama. Meskipun yang anti Ahok banyak sekali jumlahnya, baik
dari Jakarta maupun luar Jakarta, namun karena Ahok jelas-jelas didukung oleh para
taipan, partai pemerintah dan Polri, maka terjadilah perlawanan yang seru. Aksi
Bela Islam 411 dan 212 adalah buktinya. Belum pernah terjadi dalam sejarah
Indonesia, umat Islam berkumpul di suatu tempat sebanyak 7 juta orang lebih
dalam aksi super damai untuk menuntut ditegakkannya hukum terhadap penista
agama.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.
Meskipun Ahok telah divonis bersalah dalam kasus penistaan
agama, dan telah kalah dalam Pilkada Jakarta, namun kegaduhan nasional masih
terasa. Luka permusuhan dan perpecahan masyarakat masih menganga. Apalagi dua
tahun lagi suasana akan semakin memanas lagi dengan adanya Pemilu. Hingga hari
ini masih ada usaha-usaha membenturkan umat Islam dengan dengan Pancasila. Umat
Islam yang berbeda pendapat dengan pemerintah dan penegak hukum dianggap
anti-pancasila, anti-bhineka tunggal ika dan anti-NKRI. Masih ada pembunuhan
karakter terhadap tokoh-tokoh Islam, meskipun selalu dinafikan dan dibantah.
Masih terasa hukum selalu tajam terhadap ulama, tokoh, dan aktivis Islam, dan
terhadap umat Islam pada umumnya, tapi tumpul terhadap Ahok dan para
pendukungnya.
Sebagai contoh, ketika Aksi Bela Islam 212 masih berdemo
setelah maghrib mereka langsung dibubarkan secara paksa dengan gas air mata,
sementara para pendukung Ahok dibiarkan berdemo sampai larut malam di depan LP
Cipinang. Ketika bendera kita ditulis kalimah laa ilaaha illallah, penulisnya
langsung diciduk, sementara bendera mereka sering ditulisi tulisan-tulisan lain
tapi dibiarkan. Ketika akan berdemo sebagian tokoh Islam ditangkap dengan
tuduhan makar, sementara yang terang-terang akan makar di Papua atau memakai
atribut PKI yang terlarang justru dibiarkan bebas.
Kaum muslimin dan muslimathafizakumullah.
Sekarang adalah era keterbukaan. Masyarakat hari ini sudah
cerdas. Masyarakat hari ini susah untuk dibohongi. Jika pemerintah korup dan
bertindak sewenang-wenang, pasti mereka mengetahuinya. Jika penegak hukum tidak
adil dan tebang pilih, pasti mereka merasakannya. Meskipun pemerintah dan
penegak hukum pandai menyulap fakta, memelintir kata dan membuat rekayasa,
pasti rakyat akan menyadarinya. Meskipun media massa, baik cetak maupun
elektronik, dikuasai oleh para taipan dan konglomerat, umat Islam masih
mempunyai senjata lain yaitu medsos atau media sosial. Umat Islam dipimpin oleh
para ulama dan aktivis Islam akan bergerak dengan satu kata, lawan! Lawan kezaliman!
Lawan kebohongan! Lawan pembodohan!
Allah Akbar, Allah Akbar, laa ilaaha illallah, Wallah akbar,
Allah akbar, Wa lillahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.
Apakah kebencian antara sesama masyarakat akan kita biarkan?
Apakah permusuhan antara pemerintah dan rakyat akan kita biarkan? Apakah
permusuhan antara pemerintah dan rakyat akan kita diamkan? Apakah boleh
perpecahan antara umat kita biarkan? Tidak! Kita tidak boleh membiarkannya!
Sungguh kita tidak boleh membiarkannya! Karena kita di Indonesia ini
bersaudara. Kita adalah saudara sebangsa. Kita adalah saudara sesama manusia.
Lebih dari itu, kebanyakan kita adalah saudara seagama.
Orang-orang yang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab
itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah supaya kamu mendapat rahmat (QS. Al-Hujurat ayat 10).
Kaum Muslimin dan Muslimat hafizakumullah.
Jangan pertanyakan kecintaan umat Islam terhadap Indonesia.
Jangan ragukan betapa umat Islam sangat cinta kepada agamanya, tanah airnya,
bangsanya, negerinya, budayanya. Jangan ragukan betapa umat Islam sangat cinta
kepada persatuan, perdamaian, dan keamanan. Sejarah membuktikan demi
kemerdekaan Indonesia, umat Islam bangun mengorbankan jiwa raganya melawan
penjajah. Demi persatuan dan kesatuan Indonesia, umat Islam membuang 7 kata
sakti dalam Piagam Jakarta. Demi menjaga NKRI dan merangkul umat lainnya, umat
Islam mau menerima pancasila sebagai dasar negara.
Maka sungguh menyakitkan tuduhan-tuduhan yang mengatakan
bahwa kita umat Islam anti-pancasila, anti-NKRI, anti-kebinekaan, radikal dan
teroris. Bagaimana umat Islam anti-pancasila sementara pancasila adalah hadiah
umat Islam untuk bangsa ini? Apakah berbeda pendapat dengan presiden bisa
dianggap anti-pancasila? Apakah berbeda pendapat dengan pemerintah bisa disebut
anti-NKRI? Apakah berbeda pendapat dengan penegak hukum bisa dituduh
anti-kebinekaan?
Tuduhan-tuduhan ini menyakitkan. Tuduhan-tuduhan ini
membangkitkan amarah. Tuduhan-tuduhan ini memicu perpecahan. Marilah kita
akhiri kegaduhan nasional ini. Marilah kita akhiri kebencian ini. Marilah kita
akhiri permusuhan ini. Sungguh masyarakat yang gaduh, saling membenci dan
bermusuhan tidak akan bisa membangun, tidak akan bisa maju, tidak akan mampu bersaing
di era persaingan ketat antara negara-negara dunia seperti sekarang ini.
Berpecah belah itu mudah. Bersatu padu itu susah. Oleh karena itu, persatuan
itu mahal harganya. Persatuan itu perlu diusahakan. Persatuan itu perlu dijaga.
Bersatu padu itu adalah perintah Allah dan bercerai berai itu adalah larangan
Allah.
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan
hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara,
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran ayat 103)
Kaum muslimin dan muslimat yang dimuliakan Allah.
Marilah kita sadari dengan sesadar-sadarnya, Indonesia
adalah rumah besar kita. Di dalamnya ada orang Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Papua dan lainnya. Di dalamnya ada penduduk beragama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Di dalamnya ada beragam bahasa, adat
istiadat, dan kebudayaan. Keragaman dan perbedaan ini marilah kita rawat agar
menjadi nada simfoni yang harmonis dan saling melengkapi. Keragaman dan
perbedaan ini marilah kita pelihara agar menjadi aneka bunga di taman yang
indah. Keragaman dan perbedaan ini jangan dimusuhi dan jangan dijadikan sebagai
sumber permusuhan.
Hal terpenting untuk merawat keragaman dan perbedaan ini
ialah hendaknya kita semua saling menghormati, saling menghargai dan menjaga
diri dari fitnah,namimah atau adu domba, hasad, ujaran kebencian, penghinaan,
dan kata-kata keji serta caci maki, baik secara langsung maupun media sosial.
Selain itu, hukum harus ditegakkan dengan seadil-adilnya. Hukum harus menjadi
panglima. Hukum harus ditaati baik oleh rakyat maupun penegak hukum itu
sendiri. Pemerintah dan penegak hukum hendaknya berlaku adil terhadap seluruh
masyarakat dan tidak tebang pilih. Seharusnya sudah tidak ada lagi
kriminalisasi dan pembunuhan karakter terhadap para ulama dan aktivitas Islam.
Semestinya sudah tidak boleh ada lagi tuduhan semena-mena terhadap umat Islam
bahwa mereka makar, radikal, teroris, anti-Pancasila, anti-NKRI dan
anti-kebinekaan.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah.
Kita tidak ingin apa yang terjadi di Timur Tengah terjadi di
Indonesia. Kita tidak ingin Indonesia berperang sesama sendiri dan terpecah
belah menjadi negara-negara kecil yang mudah dikuasai asing dan aseng. Justru
kita bangsa Indonesia sebagai bangsa dan umat Islam besar dunia, seharusnya
menjadi contoh dan teladan untuk negara-negara lainnya. Kita adalah bangsa
besar yang seharusnya dikagumi oleh bangsa-bangsa lain, karena melaksanakan
prinsip-prinsip toleransi dan keadilan dalam kebinekaan.
Hal ini senada dengan lirik lagu Indonesia Pusaka berikut:
Indonesia tanah air beda
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap dipuja-puja bangsa
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Sampai akhir menutup mata
Marilah kita bersatu padu menjadikan Indonesia ini sebagai
negeri makmur yang diridai Allah ta’ala. Marilah kita pelihara persatuan dan
kesatuan Indonesia agar menjadi “baldatun toyyibatun wa rabbun ghafur”.
Hiduplah negeriku, hiduplah bangsaku, hiduplah Indonesia!
Allah akbar, Allah akbar. Laa ilaaha illalLah. Wallah akbar.
Allah akbar. Wa lilLahil hamd.
Kaum muslimin dan muslimat hafizakumullah.
Pagi ini kita boleh bergembira, tapi ingatlah bahwa di
antara sanak keluarga kita atau sahabat kita sekarang ini ada yang sedang
menderita. Pagi ini kita boleh bersuka ria, tapi ketahuilah bahwa di antara
tetangga atau masyarakat kita hari ini banyak yang sedang sengsara. Pagi ini
kita boleh tersenyum bahagia, tapi sadarilah bahwa umat Islam di seluruh
pelosok dunia masih dalam kondisi yang memprihatinkan. Saudara-saudara kita di
Palestina, Syria, selatan Thailand, selatan Filipina, dan Myanmar masih memerlukan
bantuan dan solidaritas kita. Sungguh saudara-saudara kita di Gazza dan
Rohingya sekarang ini memerlukan uluran tangan kita semua.
Bergembiralah, bersukarialah dan berhiburlah sekedarnya,
tanpa melampaui batas dan melanggar tuntutan agama. Pergunakanlah peluang Hari
Raya ini untuk mencapai keridaan Allah dengan mengunjungi kedua ibu bapak,
sanak keluarga, jiran tetangga, para sahabat dan rekan-rekan. Pereratkan
silaturrahim dan marilah kita saling memaaf-maafkan. Hiburlah mereka yang kini
sedang menderita. Santunilah anak-anak yatim, kaum fakir miskin, para
janda,ibnu sabil dan mereka yang menyambut hari raya kali ini dalam keadaan
daif lagi susah. Hargailah warga tua. Hormatilah jiran tetangga. Perkokohkan
persaudaraan dan perpaduan. Jadilah umat yang mursali lagi penyayang. Umat yang
dikagumi lagi diperhitungkan.
Akhirnya wahai kaum muslimin dan muslimat sekalian, marilah
kita sama-sama berdoa kepada Allah, semoga kehidupan kita di dunia ini semakin
baik dan berkualitas, dan kelak kita dipanggil menghadap Allah dalam
keadaanhusnul khatimah. Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pemaaf, kami
adalah hamba-hambaMu yang banyak membuat dosa. Bahkan kami adalah hamba-hambaMu
yang bangga dengan dosa-dosa dan senantiasa bandel dan menangguhkan taubat.
Kini kami mengakui segala dosa-dosa kami. Kini kami menghalalkan hati kami
menengadahkan tangan kami. Memanjatkan doa kami untuk memohon keampunan-Mu.
Oleh karena itu, ya Allah, ampunkanlah dosa-dosa kami, maafkanlah keterlanjuran
kami dan terimalah taubat kami.
Ya Allah Yang Maha Menyatukan hati, sucikanlah hati kami,
terangilah hati kami, dan rukunkanlah di antara hati kami. Kokohkanlah
persatuan kami, perbaikilah hubungan di antara kami. Jadikalah kami kumpulan
anak muda yang menghormati orang tua, dan kumpulan orang tua yang menyayangi
anak muda. Jadikanlah kami penduduk negeri yang saling menghormati, menyayangi
dan bertoleransi.
Ya Allah Yang Maha memelihara sesama jiwa, peliharalah kami
dari benih-benih kebencian, kedengkian dan perpecahan. Hindarkan kami dari
kezaliman, kefasikan, dan kemunafikan. Dan jauhkan kami daripada sifat sombong,
kasar dan sifat-sifat tercela lainnya.
Ya Allah Yang Maha Bijaksana, kurniakan kepada kami
pemimpin-pemimpin negeri yang takut kepadaMu dan menyayangi kami. Pemimpin-pemimpin
yang membawa kami kepada kesejahteraan duniawi dan menunjukkan kepada kami
jalan menuju sorgaMu. Pemimpin-pemimpin yang bekerja untuk masalahat kami dan
kebahagian kami dan bekerja untuk menggapai kasih sayangMu.
Ya Allah Yang Maha Pengasih tiada pilih kasih. Maha
Penyayang sayangNya tiada terbilang, berilah kami jalan keluar bagi semua
krisis dan masalah yang membelenggu kami. Angkatlah kami dari keterpurukan,
kemiskinan, dan kebodohan. Peliharalah kami dari segala maksiat terhadapMu.
Ya Allah yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya, yang
menyambut orang berdosa apabila kembali dengan taubatnya, yang mengijabah
segala doa hambaNya, kabulkanlah doa kami. Perkenankanlah permohonan kami.
Penuhilah harapan kami.[spi]
loading...
0 Response to "Menggemparkan! Inilah Naskah Full Khotbah Idul Fitri di Gunungkidul yang Menjadi Viral..."
Posting Komentar